Wahai kalian para pemilik kesempurnaan yang dianugrahkan Tuhan untuk dapat mencintai dan menghargai, yang dapat mencari tahu dan juga mengetahui. Tidakkah kalian mengerti dan dapat memahami aku? Aku yang kau anggap sepele yang selalu berada di dalam senyawa pipih dengan warna merah pekatnya dan gumpalan daging yang memenuhi ruas-ruas rusuk mu.
Kau membuat seakan seisi alam bertekuk lutut untuk kau kuasai. Kau membuat teman-teman baikku tumbang, mati, dan tidak berarti hanya untuk memenuhi hawa nafsu akan kehidupanmu. Betapa kau tega membuat batangnya runtuh beserta dahannya yang kemudian rapuh karena perbuatanmu. Betapa kau tega membunuh tempat tinggal makhluk kecil yang sedang bersandar dari kelelahan terbangnya. Kau tahu, mereka lah perantara Tuhan untuk meciptakan aku, kasih sayang sang surya dengan kelembutan sang zat hijau klorofil yang dapat membuat jantung kalian terus berdetak hingga kalian mampu membalas budi mereka dengan menghancurkannya.
Aku mengerti kalian adalah sang maha kuat untuk melakukan segala hal. Apalah arti diri kami yang hanya mampu terpaku diam saat kau berusaha menghabiskan nyawa kalian sendiri? Kami hanya bisa memberikan apa yang kalian tidak bisa balas. Cintailah kami, karena aku tahu benar kau bisa. Hanya saja era dan kehidupan semakin berjalan tak tentu arah dan membuat jebakan kematian yang tidak pernah kalian ketahui itu adalah racikan kalian sendiri dan membunuh apa itu cinta yang seharusnya kalian beri untuk kami.
Teman-teman ku sekarang hidup tak terlindungi akibat batu-batu raksasa penyapa sang langit yang penuh dengan kaca itu kalian dirikan di tempat dimana seharusnya teman-teman ku tinggal. Dimana disitu seharusnya aku bisa terlahir lebih banyak untuk membuat alat dengan berjuta sel dan kapilar-kapilar kecil yang terdapat di dalam tubuh kalian itu bekerja lebih baik dan membuat kalian berpijak di bumi lebih lama. Mengertilah bahwa kalian tidak bisa selamanya seperti ini kepada kami. Tolong hentikan tangan-tangan ilegal itu!
Kalian sudah melubangi dan mengoyak sang lapisan kasat mata yang melindungi kalian dari kejamnya gemerlap kelip tata surya. Padahal kalian tahu apa yang akan terjadi jika saja kalian terus membuatnya robek dan hilang tertelan oleh partikel-partikel klorin yang kalian ciptakan. Tak ingatkah bahwa kalian dapat berjalan karena perlindungan mereka? Tak sadarkah ketujuh lapisannya membuat kalian dapat tersenyum dan merasakan apa itu hidup di dunia? Padahal mereka bisa saja membiarkan radiasi penghias langit malam melukai dan membuat kalian hancur seketika, tapi tidak. Mereka selalu menjaga kalian walaupun kalian tidak menghargai.
Sekarang kalian begitu banyak menciptakan besi-besi berjalan yang mengerikan. Emisi dan perpaduan sang atom karbon dari besi-besi itu sungguh sangat membunuhku. Aku tidak mengerti mengapa mereka selalu memenuhi seisi jalan dan membuatku sangat teramat sesak. Padahal kalian tahu benar bahwa zat yang dihasilkan mereka merupakan sekelompok senyawa berbahaya yang dapat menyingkirkan aku dan merusak jaringan kecil yang tersebar di dalam tubuh kalian. Tetapi masih saja kalian bangga menunggangi besi itu. Entahlah, semoga semesta memaafkan kalian.
Hentikan egoismu, karena itu semua akan membawa mu pada kesedihan yang merasuki sisa-sisa umurmu. Jagalah teman-teman ku, bersahabatlah dengan kami karena kami selalu dan akan selalu menjaga kehidupanmu. Biarkan kami menghijaukan bumi seperti sebelum kau menguasainya. Semesta ini selalu menangis dan marah tapi tak kunjung juga kalian sadari mengapa. Kalian hanya perlu mencintai kami. Dan menghargai apa itu kehidupan kami, bukan hanya sekedar kehidupan kalian.
Aku disini hanya bisa bekerja sama dengan kalian karena Tuhan menciptakan ku untuk seperti itu. Aku tidak bisa menentang kalian meskipun kalian berusaha menyingkirkan aku dan teman-teman ku. Semesta baik karena tidak melarang ku untuk memasuki rongga tubuh kalian dan membuat ku menghidupkan mesin di kepala kalian yang kalian beri nama otak. Berterimakasihlah kepada semesta selama kalian mampu dan perbaikilah yang telah tangan kalian rusak.
Aku, si Udara.
jebakan kematian yang tidak pernah kalian ketahui itu adalah racikan kalian sendiri.. Ironis banget ya...
BalasHapusHaii udara, salam kenal ya
I'm "A"
Halo A, terimakasih atas komentarnya dan terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca tulisan ini. Semoga Semesta selalu mencintaimu. Salam :)
Hapus