Rabu, 10 Juni 2015

Rindu Yang Ku Benci

Ingin mengarungi, tapi sudah pernah tenggelam. Aku sangat tahu bagaimana rasanya tak bisa bernafas saat terjebak pada alunan birumu. Walau pada akhirnya kakiku sekarang masih menapaki bumi. Saat ini kuasa ku hanya mampu menghindari lautmu, tapi tak bisa membenci desir pantaimu. Riaknya merintih rindu, tapi warna birumu seakan mencekam ingin mencekik dan membawaku kedalamnya.

Aku tahu menyapamu mungkin tidak akan membunuhku, tapi sungguh aku rindu untuk menyelam. Tidak. Aku tak ingin mati dengan kristal garammu yang memenuhi paru-paru ku. Sebisa mungkin aku tidak memikirkan keindahan mentari terbenam di saat airmu pasang, walaupun aku selalu ingat bagaimana kau membelai rambutku dengan ombak yang damai. Sungguh saat itu menjadi keindahan yang berbahaya.

Menyedihkan adalah betapa tega kau membiarkan aku terseret hingga menyentuh karang yang dalam, lalu kau biarkan sesak hingga mati. Kau tahu kakiku begitu lemah untuk pergi tapi kau membuatku hilang dari permukaan. Maafkan aku yang begitu mencintai bagaimana kakiku terkubur saat berlari di tepi pantaimu, dan maafkan aku yang tak kunjung lupa pahitnya tenggelam bersamamu. Meski cinta ini tak pernah hilang, tapi aku tak akan membiarkanmu tahu.





Aku, penyelam yang tak pandai.

4 komentar:

  1. Tenggelam dalam kejahatan kenangan, dia tak mengajari mu berenang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dia hanya mengajariku mengagumi keindahannya, tapi tidak untuk berenang meninggalkannya.

      Hapus
  2. Kamu harus yakin, perenang yg handal itu bukan berasal dari laut yg dangkal dan tenang, tp dari laut yg dalam dan berarus...
    dan kamu harus yakin Tuhan akan melepaskan apa pun dan siapapun yg menghapus senyumu.. ;")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, supaya aku tak dibodohi lagi oleh keindahan birunya. Aamiin :)

      Hapus